Kaya Harta Demi Perjuangan

Oleh : Ahnaf Misbahuddin



Banyak dari umat islam yg mempunyai pandangan, bahwasannya harta itu adalah fitnah yang harus di jauhi, sehingga mereka tak mau mencarinya,dan hanya pasrah terhadap takdir yang telah digariskan oleh Allah swt. Padahal Nasib kita tak akan berubah jika kita tak mau merubahnya sendiri. Sedangkan jika paradigma umat ini hanya pasrah. Tanpa melakukan ikhtiar yang maksimal untuk menjadi seorang yang kaya, maka umat islam akan lemah. Karna peranan harta dalam perjuangan menegakkan kalimat Allah sangatlah penting, dan tentunya yang diharapkan adalah kaya harta yang disetir oleh syari’at. Pemahaman masyarakat yang menggambarkan Rasulullah saw sebagai seorang yang miskin, seorang yang sering kelaparan hingga mengganjal perutnya dengan batu, tidurnya beralaskan pelepah kurma dan ikon kemiskinan yang lainnya.Itu terkadang menjadi suatu alasan untuk menjadi seorang yang miskin. Mereka beralasan ..“Rasullullah saja miskin“ seolah-olah menjadikan kemiskinan Rasulullah untuk di contoh ummatnya.


Apakah Rasulullah Orang miskin ?
Banyak orang yang menuduh bahwa Rasulullah adalah seorang yang miskin. Nampaknya jika kita belajar siroh (perjalanan hidup) Rosul yang benar dari awal hingga Akhir, Rasulullah tidak pernah miskin. Keasalahfahaman umat terhadap rasul adalah ketika mengkaji bagian akhir hidup beliau. Bagaimana Rasulllah bersabar, tidak ingin membawa harta ketika menjelang kematiannya disaat ummatnya menderita kemiskinan, tapi kita melupakan bagaimana Rasulullah membangun usahanya ketika remaja, bagaimana Rasulullah memulai usahanya ketika berumur 12 tahun berdagang dengan pamannya, atau usaha ekspor-impor. Rasulullah juga menjadi pengusaha selama 25 tahun. 


Ketika Rasulullah menikahi Khadijah, mahar yang diberikan disebutkan sebanyak 100 ekor unta. Yang apabila di kurs kan ke rupiah dengan harga satu unta Rp 10 juta, maka total harta mahar senilai Rp 1 milyar. Kendaraan Rasulullah zaman itu adalah Al-qashwa yakni unta terbaik pada zamannya, juga mempunyai banyak unta perah. Rasululullah saw juga mempunyai beberapa istri.  Mereka mendapatkan nafkah dengan baik. Apakah perilaku Rasulullah di atas mengindikasi bahwa beliau miskin?

Rasulullah mempunyai income (sumber pemasukan) yang sangat banyak. Beliau mendapatkan 1/5 dari ghanimah dan fa'i (rampasan perang tanpaa terjadi pertempuran), seperti rampasan dari bani Nadhir. Beliau juga mendapatkan bagian Ash-sahm yaitu bagian di luar satu perlima. Beliau juga mendapatkan bagian Ash-Shafi yaitu bagian yang khusus atau spesifik. Beliau mendapatkan bagian tanah tertentu, seperti tanah Fadak. Rasul juga menerima hadiah, meski tidak menerima shadaqah dan zakat.


Dan ketika Rasulullah resmi di lantik menjadi Utusan Allah di umurnya yang ke- 40 tahun rasululullah menggunakan seluruh jiwa dan hartanya untuk kepentingan islam, Rasulullah dijuluki sebagai orang yang paling dermawan. Karena banyaknya harta yang di sedekahkan, Rasulullah berkata : “orang yang tidak punya tidak akan memberi” maka dari itu Rasulullah menyuruh kita untuk menjadi orang yang kaya, itu semua menggambarkan Rasulullah adalah orang yang punya, hinga beliau di juluki sebagai orang yang paling dermawan.

Meski memiliki sumber kekayaan melimpah, itu semua beliau dedikasikan dalam perjuangan. Rasulullah tidak sabar melihat umatnya yang miskin. Rasulullh menyisakan sedikit untuk keluarganya dan menyedekahkan sisanya untuk umatnya. Sehingga Rasulullah berinfak kar riih mursalah (seperti angin yang berhembus).


Sejarawan Ali Asyu'aibi mengatakan Rasulullah saw pernah bersedekah sebanyak 1.500 ekor unta. Beliau mengalokasikan pemasukannya itu untuk para dhu'afa dan meninggalkan sedikit untuk diri dan keluarganya. Rasulullah juga mengajarkan kepada kita jikalau kita sedang kaya yang didapatkan secara halal, maka kita harus bersyukur. Dan jikalau sederhana dan miskin maka bersabarlah dan berusaha untuk keluar dari kemiskinan dengan cara yang baik dan halal.



Harta menaikkan Posisi Umat 

Jika kita berfikiran bahwasanya harta itu adalah barang dunia yang tak perlu di kejar, dan lebih memilih miskin, maka nasib perjuangan umat ini akan melemah. Karna kemiskinan itu memudahkan umat islam menjadi bulan-bulanan musuhnya. Tak dapat di pungkiri, bahwasanya harta sangat dibutuhkan dalam perjuangan menegakkan kalimatullah. Bukankah Allah telah menyuruh kita untuk berjihad dengan Amwal wa anfus (harta dan jiwa)? 

Bukankan bagi seorang Da’I jikalau dia berdakwah sedangkan dia orang yang kaya dan terpandang perkataannya lebih di dengar para madh’u bahkan mereka bisa berdakwah di kalangan Atas. 

walaupun tidak menjadi satu kepastian, tapi harta benar-benar menaikkan posisi tawar ummat untuk berkembang lebih maju, bukankan Rasulullah ingin selalu menang dunia Akhirat, seperti ketika sumur milik yahudi yang menjadi beban untuk umat islam yang mana mengambil air darinya harus dengan bayaran yang tinggi, apakah ketika itu Rasulullah lantas mengatakan, “ sudahlah para sahabat-sahabatku, kita kan punya Allah dan Akhirat” biarkanlah mereka, nanti di akhirat mereka bakal didiksa, tapi..! tidak itu yang dikatakan Rasulullah, beliau langsung mengutus sahabat ustman Bin Affan untuk menguasai sumur itu, dengan harga yang tinggi akhirnya sumur itu bisa di miliki oleh umat muslim kala itu, dan Bukankan Rasulullah juga menyuruh Abdurrahman bin Auf untuk menguasai pasar di madinah, dan pasar pun dikuasai oleh Abdurrahman bin Auf dengan Legal, itu bukti Rasulullah menginginkan umatnya selalu menang di dunia dan Akhirat.


Harta memudahkan Jihad fisabilillah 

Dahulu Pada era peperangan yang akan dilakukan Rasulullah bersama para sahabat, Rasulullah selalu menawarkan Amal Sholeh kepada Sahabat-sahabat Rasul yang bersedia mendermakan hartanya di jalan Allah. Tampillah para Agniya’ seperti, Abu Bakr, Umar, Usman, Abdurrahman, Amru, zubair dan masih banyak lagi, tapi terbukti dengan harta yang didermakan Oleh para sahabat mampu membantu pergerakan jihad Rasulullah kala itu.

Dan Kalau kita melihat pergerakan jihad pada era modern ini, dana yang dibutuhkan umat islam sangat besar sekali. Misalnya untuk membantu umat Islam di suriah. Ketika Tablig Akbar penggalangan dana untuk umat muslim suriah yang digelar di purwokerto. Syaikh Goyyat Abdul Baqi dari suriah, tim hilal Ahmar Society menceritakan kondisi ummat Islam yang berada di Suria. Para mujahidin menggunakan senjata yang minim untuk melawan artileri, jet tempur, tank, dan senjata pemusnah lainnya.


Sungguh! bantuan umat islam sangat dibutuhkan seberapapun besarnya. Bayangkan saja, biaya untuk operasi tangan yang patah tulang di rumah sakit swasta di Suriah dibutuhkan dana sekitar Rp 30 juta. Belum lagi untuk membantu kehidupan pengungsi yang jumlahnya ratusan ribu orang. Kita juga tak melupakan, Muslim Rohingya, Palestina, Somalia, dll. Jika kita tidak mau menjadi para Aghniya, siapakah yang akan membantu mereka? sungguh tak terbatas dana yang di butuhkan umat islam dalam perjalanan dakwah dan jihad.


Islam mempunyai banyak teladan
Tak usah melirik para konglomerat barat dalam pencarian harta dunia dewasa ini. Tak perlu terheran-heran dengan banyaknya kekayaan yang dimiliki orang-kafir seperti Bill Gates dan para milyader lainnya. Islam mempunyai banyak tauladan dan figur yang menjadikan dunianya untuk bekal ke Akhirat. Para sahabat-sahabat Rasulullah adalah para Aghniya’. Seperti Umar Bin Khattab yang mewariskan kekayaan 70.000 properti (lahan pertanian) yang ditotal hingga mencapai 11,2 triliun. Utsman Bin Affan yang mewariskan kekayaan sebanyak 1500 dinar di tambah 1000 dirham, dan properti yang senilai 240 milyar. Zubair Bin Awwam 50 ribu dinar, 1000 ekor kuda, 1000 budak. Amru bin Ash 3000 dinar. Abdurrahman Bin Auf hartanya melebihi harta kekayaan seluruh para sahabat bahkan suatu ketika bermajelis bersama Rasulullah, Abdurrahman Bin Auf pernah menginfakkan sebanyak 40 ribu dinar senilai (64 milyar).



Contoh di atas membuktikan islam mempunyai banyak teladan yang bisa menjadi motivasi kita dalam menjadi orang yang menang dunia dan Akhirat, terbuktilah contoh di atas itu mereka menang di dunia dan Akhirat juga, karna Allah telah menjamin mereka dengan syurgaNya, dan bukankah obsesi kita di dunia ini ingin menjadi seorang yang sukses dunia dan Akhirat. Dan kita bisa dikatakan sukses di dunia dan Akhirat bilamana di dunia kita mempunyai kecukupan Harta dan menggunakan harta tersebut untuk Akhirat yang akan menyelamatkan kita dari Neraka. Orang-orang yang selamat dari Neraka lah yang dikatakan sukses di Akhirat.


Mari terus belajar, dan belajar, awal perubahan itu dimulai dari mind set ( kita yang benar,”ingat” perjuangan belum berakhir, terus berusaha dengan berdo’a dan ikhtiyar yang semaksimal mungkin dan selalu bertawakkal menyerahkan proses ikhtiyar tersebut kepada Allah swt untuk menjadi seorang yang menang didunia dan Akhirat, amin. Wallahu ‘a’lam bish shawab

Labels: ,