Cerita si Qarun

Alkisah seorang kaum Bani Israel bernama Qarun pada zaman Nabi Musa. Allah telah mengaruniai Qarun dengan harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan simpanan yang terpendam ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa rang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezhaiman, dan permusuhan, serta membuatnya sombong. Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya harta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebernaran dan tuli dari nasihat-nasihat mukmin. Ketika mereka meminta untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan harta-nya dalam hal bermanfaat, kebaikan, dan hal yang halal karena semuanya merupakan amanat dari Allah semata, ia justru menolak seraya mengatakan, “Sesungguhnya, aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku.”

Suatu hari, keluarlah dia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong, dan congkaknya. Maka, hancurlah hati fakir miskin dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, “Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa yang diberikan kepada Qarun; sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keuntungan yang besar.”

Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasehati orang-orang yang tertipu tadi seraya berkata, “Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih..”

Berlakulah sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Allah membenamkan harta dan rumahnya ke dalam bumi. Bumi terbelah dan tenggelamlah ia serta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israel. Tidak ada seorang pun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak pula bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharaannya.

Tatkala Bani Israel melihat bencana yang menimpa Qaru dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan ingin seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya, lalu mereka memuji Allah karena tidak menagalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata “Aduhai, benarlah Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyepitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita, benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”

---- Kisah ini diabadikan Allah dalam surat QS. Al-Qashash: 76-82, untuk menjadi pelajaran dan hikmah bagi kita semua. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung. Amin.

Labels: