Siasat Pohon Khuldi

Nabi Adam memang telah dikaruniai pengetahuan yang banyak, tapi Beliau tetap salah, khilaf dan lupa. Ketika setan baru memperdayanya untuk pertama kali, Beliau jatuh dalam perangkap.

"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" (QS. Thaha : 120)
"....dan setan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)." Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. "Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kamu berdua." (QS. Al A'raf;20-21)

Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa setan cukup yakin bahwa Adam dan Hawa pasti ingin tinggal selamanya di surga yang mereka tempati. Ia juga tahu, memakan buah yang dilarang Allah adalah maksiat dan maksiat pasti akan berdampak buruk bagi keduanya. Godaan pun diselaraskan dengan keinginan ini. Dengan sumpah palsu yang meyakinkan, setan memanipulasi nama buah terlarang yang wallahua'lam namanya apa, menjadi "pohon khuldi, pohon kekekalan."

Nama yang 'indah' untuk sebuah pohon yang diharamkan. Dengan nama ini, kesakralan larangan Allah atas pohon tersebut pun pudar. Keyakinan dan komitmen dalam hati untuk menghindari laranga Allah pun perlahan menipis dan akhirnya jebol. Adam dan Hawa melanggar batas dan memakannya. Lalu, terjadilah apa yang terjadi. Allah tidak berkenan dan menghukum Adam, menurunkannya dari sisi-Nya ke bumi yang tak seindah surga.

Makar pertama setan, menamai yang haram dan dilarang dengan nama yang indah. Sekali dilancarkan, langsung terlihat hasilnya. Pengalaman empiris ini rupanya menginspirasi setan untuk melestarikan tipudaya ini. Dan benar saja, tidak sedikit manusia yang jatuh di lubang yang sama, lubang tasmiyatul ma'ashi bighairi ismiha (menamai maksiat dengan nama selainnya).

Sampai saat ini kita akan selalu mendapati nama atau istilah indah untuk barang haram atau perbuatan jelek. Tujuannya jelas, untuk mengurangi kesan negatif dan jelek yang melekat padanya. Kesan ini akan  menurunkan tingkat resistensi (penolakan) pada hal-hal buruk tersebut.

1. Khamr
Khamr alias minuman keras misalnya, zaman dulu tidak sedikit yang berusaha mengganti namanya menjadi "ummul afrah" (biang kebahagiaan). Kadangkala tak perlu mengganti nama, cukup dengan menggunakan istilah asing seperti wine, sudah bisa mengubah kesan buruk menjadi keren.

2. Rokok
Terserah seperti apapun penggila "puntung maut" berkilah membela rokok, rokok bukanlah hal baik. Tidak untuk kesehatan, tidak untuk keuangan dan tidak pula baik bagi agama; iman dan akhlak seseorang. Tapi lihatlah iklan rokok menjadi iklan yang sangat dominan di TV dan di jalan-jalan. Memang di iklan tidak ada adegan meroko, tapi iklan-iklan itu berusaha keras menanamkan image bahwa merokok adalah berani, tangguh, sumber inspirasi dan perokok adalah lelaki sejati. Dan anehnya meskipun rokok menyebabkan kanker dan serangan jantung, tapi rokok adalah suporter terbesar untuk berbagai bidang olahraga, di Indonesia.

3. Kafir
Cobalah Anda rasakan, hari ini istilah ini terkesan dan memang dikesankan kasar. Yang halus adalah "non muslim". And pasti akan ditegur dan dianggap sarkastik jika memakai istilah ini. Padahal dimana letak kasarnya? "Kafir" artinya ingkar dan tidak beriman. Kalau pun istilah ini terkesan buruk, Allah memang sengaja menamakan perbuatan paling buruk sedunia ini dengan nama yang buruk. Istilah ini dari Allah dan itulah nama yang paling pas bagi orang-orang yang enggan mengakui Allah sebagai Rabb nya dan Muhammad sebagai Rasul-Nya.

4. Paham-paham sesat
Paham-paham sesat sering kali menggunakan istilah ilmiah untuk membungkus kebusukannya. At taraddud bil Islam atau ragu akan kebenaran Islam diistilahkan dengan pluralisme dan liberalisme. Dua paham sesat yang intinya sama; Islam bukan yang paling benar. Atau feminisme yang pada dasarnya adalah paham absurd yang menolak aturan Islam mengenai posisi wanita menjadi terkesan heroik dengan istilah feminisme dan pembela hak kaum wanita.

5. Pelacur
Sebutan bagi penjaja perzinaan ini kini diperhalus menjadi Pekerja Seks Komersil (PSK) yang memberi kesan bahwa perbuatan dosa mereka adalah sebuah upaya bagi mereka untuk bisa menghidupi diri dan keluarga mereka, tujuannya sama seperti pekerjaan lain. Sehingga tidak ada lagi rasa malu dan hina jika mereka melakukan demikian. Bahkan ada istilah yang lebih halus lagi yang muncul belakangan ini, yaitu "wanita harapan". Naudzubillah.

6. Riba
Telah jelas dalil tentang haramnya riba. Namun untuk menutupi esensi keburukan dari haramnya riba tersebut, digantilah istilahnya dengan nama yang begitu indah, jauh dari makna aslinya, 'bunga'.

Setali tiga uang dengan hal di atas adalah mengubah kesan positif dari amal-amal baik menjadi negatif. Yang paling gencar saat ini adalah jihad; perjuangan melawan kezaliman dan kekufuran untuk menegakkan Islam. Amal suci paling tinggi ini kini menjadi rendah, dibenci, menakutkan dan dijauhi oleh manusia, termasuk rata-rata umat Islam sendiri. Musuh-musuh Islam sukses menjungkirbalikkan image jihad sebagai perjuangan suci menjadi aksi barbar yang mengerikan dengan istilah "terorisme" yang mereka sematkan.

Pejuang-pejuang yang ikhlas mengorbankan nyawa dan harta mereka di jalan Allah demi membela hak dan kebebasan beragama mereka disebut sebagai pemberontak. Perongrong kesatuan dan kedaulatan. Sekarang, hanyalah segelintir orang yang berani menyuarakan jihad dan berusaha menanamkan pada umat bahwa jihad bukanlah tindakan keji seperti yang digambarkan orang kafir. Jihad adalah spirit juang dan jalan pilihan muslim sejati. Bukan lain karena Islam memang harus diperjuangkan, seiring dengan perjuangan kebatilan yang selalu berusaha merampas kebenaran.

Subhanallah, tipudaya kuno ini benar-benar ampuh. Serasa tak lekang oleh jaman. Sejak jaman Nabi Adam dan Hawa sampai saat ini, tipudaya ini masih digdaya. Lahaula wala quwwata illa billah. Hendaknya kita berhati-hati dengan makar setan yang satu ini. Sedikit saja terpengaruh, akan besar dampaknya pada sikap dan pendirian kita. Semoga Allah selalu melindungi kita. Aamiin.

Labels: ,